Penyebab ejakulasi dini sekunder
Ejakulasi dini sekunder merupakan jenis ejakulasi dini yang paling umum dan dialami oleh pria yang sebelumnya mampu berejakulasi dengan normal. Kondisi ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu dari segi psikologis dan fisik.Beberapa hal yang termasuk ke dalam faktor psikologis adalah stres, depresi, rasa cemas atau bersalah dan konflik dalam hubungan yang belum terselesaikan.
Yang dimaksud faktor fisik di sini adalah masalah kesehatan yang mendasari, misalnya penyakit prostat, masalah pada kelenjar tiroid, tekanan darah tinggi, ketidakseimbangan hormon seksual, diabetes, serta gaya hidup seperti penggunaan narkoba atau konsumsi alkohol yang berlebihan.
Penyebab ejakulasi dini primer
Seorang pria disebut mengalami ejakulasi dini primer jika dirinya terlalu cepat mengalami ejakulasi sejak pertama dan setiap kali berhubungan intim. Pada kondisi ini, biasanya pria tersebut tidak memiliki kemampuan untuk menahan ejakulasi dalam durasi waktu yang diharapkannya. Keadaan tersebut bisa menyebabkan si pria merasa malu, frustrasi, dan menghindari keintiman seksual, sehingga bukan mustahil jika nantinya hal-hal itu bisa merusak hubungan berpasangan.Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab ejakulasi dini primer adalah:
- Pengalaman seksual yang membuat trauma. Ejakulasi dini primer pada seseorang kadang-kadang bisa disebabkan oleh trauma pengalaman seksual yang pernah dialaminya, seperti pelecehan seksual saat kecil atau remaja, atau bahkan trauma akibat tertangkap melakukan onani.
- Kebiasaan masturbasi atauonani dengan cepat. Banyak dokter percaya bahwa kebiasaan ini dapat memengaruhi perilaku seksual seorang remaja di masa depannya. Sengaja membuat ejakulasi secepat mungkin karena takut tertangkap oleh orang lain saat onani atau masturbasi bisa melatih tubuh untuk berejakulasi secara dini.
- Faktor biologis. Ada studi yang mengemukakan bahwa faktor biologis bisa menyebabkan ejakulasi dini primer. Contohnya adalah perubahan kepekaan pada saraf penis sehingga menjadi terlalu sensitif. Karena penisnya sangat sensitif, pria tersebut menjadi lebih mudah mengalami ejakulasi saat terkena rangsangan sekecil apa pun.
- Pengasuhan dan latar belakang. Perasaan bersalah dan cemas dapat mengganggu kehidupan seksual seseorang. Ajaran sejak dini yang sangat ketat, terutama ajaran yang membatasi aktivitas seksual (bahwa aktivitas ini tabu dan baru boleh dilakukan jika seseorang telah menikah), bisa membuat seorang pria kelak merasa tidak rileks saat berhubungan seks dengan pasangannya. Bukan tidak mungkin ajaran yang ketat tersebut juga membentuk pemikiran bahwa seks adalah perbuatan dosa.
0 komentar:
Posting Komentar